1. Kondisi
Geografis.
1.1.1
Sejarah Desa
Desa Munung
awal mulanya adalah tempat yang ditemukan oleh seorang pengembara ksatria muda dari Kraton Jogja bernama Ki
Kerto Sari, yang dipergunakan untuk persembunyian perang dalam rangka mengusir
penjajahan Belanda. Pilihan sebagai tempat persembunyia ini karena letak Desa Munung
yang dikelilingi oleh dua sungai, Sungai Brantas dan sungai Beng, sehingga
sangat cocok untuk Benteng sekaligus persembunyian sewaktu gerilya melawan
belanda.
Kata Munung
sendiri berasal dari kata Demunung
yang berarti tempat yang cocok sebagai tempat persembunyian. Pasukan Ki Kerto
sari yang mengadakan perlawanan hingga ke Kertosono setelah itu kembali lagi
bersembunyi ke Desa Munung. Warga Desa Munung adalah pejuang yang sangat di
segani oleh Penjajah karena sekian lama warga munung mengadakan perlawanan
terhadap Penjajah dari mulai Ki Kerto
Sari hingga di pimpin oleh untung suropati tempat Desa munung adalah tempat
yang sulit untuk didekati oleh penjajah.
Pada akhirnya
penjajah menggunakan akal liciknya untuk memancing Untung suropati keluar dari
Persembunyianya di Desa Munung lewat akal licik adiknya sendiri dengan menyandra anak untung suropati. namun semenjak gugurnya untung suropati
perlawanan terhadap penjajah masih terus
dilanjutkan oleh generasi pemimpin berikutnya. Tidak jarang para pejuang
gerilya dari daerah lain ikut juga bersembunyi di kawasan Munung, konon
Pemimpin perang kemerdekaan Pak Kret (
pangilan Akrab warga Desa munung untuk Jendral Kretarto) sempat singgah di Desa
Munung.
Munung
merpakan salah satu tempat para pejuang
dan mungkin inilah yang membuat Desa
Munung menjadi terkenal dimana-mana. Menurut
cerita yang berkembang bahwa pada jaman
penjajahan Desa Munung merupakan tempat paling aman dari gangguan penjajah,
hingga berimbas pula Munung menjadi pusat perekonomian ditandai dengan berdirinya
Pasar terbesar satu-satunya di Kabupaten
Nganjuk kawasan utara, diikuti dengan menjadi pusat Pemerintahan setingkat
kecamatan di jamannya.
Selepas
penjajahan jepang rupanya Belanda masih menyimpan dendam bahwa Desa Munung
menjadi target yang harus di habiskan. Dengan
pasukan yang siaga penuh, Penjajah belanda mengepung Desa munung dari
dua arah Timur dan barat. Mengetahui penjajah akan menyerbu Desa munung dengan
menggunakan senjata Modern lengkap, Warga Desa Munung berusaha untuk menghalanginya
dari arah barat dengan merobohkan pohon
asem kejalan mulai dari Desa Dawuhan. Bisa
dilihat sekarang mulai dari lengkong hingga munung hanya Jalan Desa Munung yang tidak ditumbuhi
pohon asem, sedangkan dari timur menghalangi dengan membakar jembatan sungai
beng dengan maksud agar kendaraan Pasukan tempur tidak bisa melintas. Pada pertempuran
ini warga Desa munung banyak yang Gugur melawan pasukan Penjajah, begitu pasukan Penjajah bisa memasuki Desa Munung
seluruh rumah warga dibakar habis tidak ketinggalan Bangunan Pasar dibakar tidak
tersisa,
Semenjak pasar
dibakar belanda, lahan pasar dibiarkan kosong. Puing-puing bangunan yang
tersisa didirikan kembali bukan untuk
mendirikan pasar lagi namun untuk kegiatan Sekolah Rakyar (SR)
setingkat SD, hingga akhirnya menjadi tempat SDN Munung I. Sejak pasar dibakar warga desa munung hanya bermata
pencaharian sebagai petani dan pencari kayu bakar dihutan.
Hingga sekitar
tahun 1990 ada sumber perekonomian baru yang lebih menguntungkan dibanding
dengan berusaha disektor pertanian yaitu penggalian pasir di Sungai Brantas.
Namun pada waktu itu masih dalam skala kecil dan dilaksanakan secara manual sehingga
semua warga bisa berusaha sendiri mengambilnya di sungai lalu menjualnya
sendiri. Dengan cara manual ini Pasir mungkin lebih hemat dan lebih lama dapat diambil. Lambat laun Petani mulai
melirik untuk kerja sebagai penambang pasir selain alasan masalah tidak adanya
irigasi. Petani lebih enak bekerja sebagai penggali pasir sehingga petani banyak
yang meninggalkan usaha pertanian. akibatnya lahan pertanian sebagian besar
mereka sewakan kepada pengusaha untuk ditanami tebu.
sekitar
tahun 2004 ada beberapa Pengusaha berpengaruh dan bermodal kuat Penggalian
pasir dilakukan secara besar-besaran beralih menggunakan cara Modern yaitu
dengan menggunakan mesin Sedot. Dengan sedikit kerja penghasilan pasir sangat
besar, meskipun Pemerintah telah melarang pengambilan Pasir dengan cara mesin
sedot ini, dikawatirkan akan merusak lingkungan. Kekhawatiran tersebut akhirnya
terbukti, dalam waktu 4 tahun sekitar tahun 2008 mengakibatkan pasir di sungai
Brantas sudah habis, dan bibir sungai banyak yang longsor. Pengambilan pasir
dengan menggunakan mesin sedot telah menimbulkan pro kontra dimasyarakat
sehingga sering menyebabkan perselisihan antar warga.
Sejalan
dengan maraknya penggalian pasir di sungai brantas, marak pula kegiatan ilegal loging hingga terjadinya hilangnya
sumber air karena hutan gundul tidak mampu lagi menyimpan air ditambah dasar
sungai semakin dalam akibat pengambilan pasir yang tidak terkendali, sehingga sumber air untuk pertanian menjadi
susah, namun semua kejadian patut dijadikan cermin kedepan, paling tidak dari
Pengambilan SDA yang berlebihan dapat diambil hikmah bahwa sumber daya alam
yang diambil tersebut akan cepat habis
dan menyisakan sengsara pada anak cucu kita.
Saat ini
usaha di sektor tambang pasir sudah tidak bisa menjadi tumpuan ekonomi warga Desa Munung sedangkan Sektor pertanian
dan peternakan yang sudah sekian lama
ditinggalkan yang merupakan usaha
sampingan semenjak ada Penggalian pasir,
Kini Sektor Pertanian dan Peternakan kembali menjadi harapan satu-satunya potensi sumber
perekonomian warga Desa Munung yang bisa diandalkan, yakni dengan memaksimalkan
usaha di bidang Pertanian, Peternakan, dan Perikanan, dengan memanfaatkan
limbah semuanya agar tidak terbuang sama sekali, namun banyak permasalahan untuk memaksimalkan usaha
sektor pertanian misalnya minimnya sarana
dan prasarana pertanian, ditambah lagi permasalahan gundulnya hutan yang semula
sebagai penyimpan sumber air irigasi,selain kendala modal untuk memulai usaha
pertanian.
Sampai
dengan tahun 2010, Pemetintah Desa Munung sudah dipimpin oleh ...kepala desa,
Berikut adalah urutan nama-nama kepala desa yang pernah memimpin Desa Munung :
1.
....
2.
Reso Dikromo
3.
M. Tabrianto
4.
Mi’an
5.
Chasbun
6.
Kabib
1.1.2
Letak.
Desa Munung merupakan salah satu dari 11 (sebelas) desa dan
kelurahan di Kecamatan Jatikalen dan
salah satu dari 284 ( dua ratus delapan puluh empat ) desa dan kelurahan di
Kabupaten Nganjuk yang terletak paling utara di Wilayah Kecamatan Jatikalen
yang berbatasan dengan Wilayah Kecamatan Megaluh dan Kecamatan plandaan kabupaten Jombang. Desa Munung secara geografis terletak di dataran yang
tinggi dan sebagian berada di dataran rendah,
berjarak ± 6 Km arah barat dari pusat kecamatan dan memiliki potensi yang cukup
strategis dengan luas wilayah 185,30 Ha
yang terbagi menjadi 3 Dusun, yakni: Dusun Munung I terbagi menjadi 5 RT , Dusun Munung II terbagi menjadi 4 RT , Dusun Munung
III terdiri dari 5 RT dengan
perbatasan wilayah sebagai berikut :
Utara :
Pulowetan dan Kampung baru Pringgondan
Barat :
Hutan
Selatan : Desa Gongseng dan dawuhan
Timur :
Desa megaluh dan Gebang Bunder Tu
Jarak tempuh Desa Munung
ke ibu
kota Kecamatan adalah 6 km, yang dapat ditempuh
dengan waktu sekitar 40 menit. Sedangkan jarak tempuh ke ibu kota kabupaten
adalah 45 km, yang dapat ditempuh
dengan waktu sekitar 2,5 jam.
Desa Munung Kecamatan Jatikalen memiliki
jumlah penduduk ± 1.888 jiwa yang terdiri dari 962 jiwa penduduk laki-laki dan 926
jiwa perempuan. Potensi Desa Munung cukup besar, baik potensi yang sudah
dimanfaatkan maupun yang belum yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Potensi
yang ada baik sumber daya alam maupun sumber daya manusianya perlu terus digali
dan dikembangkan untuk kemakmuran masyrakat secara umum.
Secara umum potensi Desa Munung dapatlah
didiskripsikan dengan berbagai aspek yang secara langsung maupun tidak langsung
merupakan mata rantai dari sistem kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara,
1.2
Demografis
Secara umum gambaran penduduk desa Munung
dapat diklasifikasikan dalam beberapa hal yaitu : Berdasarkan jenis Kelamin,
pekerjaan, tingkat pendidikan dan Agama. Adapun gambaran dari demografi desa Munung
sebagai berikut :
1.2.1
Penduduk
berdasarkan jenis kelamin
Gambaran secara umum tentang jumlah penduduk desa Munung
berdasarkan jenis kelamin dapat disajikan pada tabel 1 berikut :
Tabel 1
Jumlah penduduk berdasarkan jenis Kelamin
No
|
Jenis Kelamin
|
Jumlah (orang)
|
1
|
Laki-laki
|
962
|
2
|
Perempuan
|
926
|
Jumlah
|
1.888
|
Sumber : Monografi Desa Munung Tahun 2010
Dari tabel 1 diatas menunjukan bahwa
sebagian besar 926 orang ( 49 %) penduduk desa Munung berjenis
kelamin perempuan sedangkan sisanya sebesar 962 orang ( 51 %) berjenis kelamin laki-laki. Hal ini menunjukan
bahwa di desa Munung peran perempuan dalam perumusan pembangunan mempunyai arti
yang sangat penting dan strategis.
1.2.2 Jumlah Penduduk menurut usia
Tabel 2
Jumlah
|
||
1
|
2
|
4
|
1
|
0-1
|
48 Orang
|
2
|
> 1 - < 5 Tahun
|
107 Orang
|
3
|
≥ 5 - < 7 Tahun
|
65 Orang
|
4
|
≥ 7 - ≤ 17 Tahun
|
280 Orang
|
5
|
> 17 - 56 Tahun
|
1156 Orang
|
6
|
> 56 Tahun
|
232 Orang
|
1.888 Orang
|
1.2.3
Penduduk
berdasarkan pekerjaan
Sedangkan gambaran secara umum tentang jumlah
penduduk desa Munung berdasarkan pekerjaan dapat disajikan pada tabel 2 sebagai
berikut :
Tabel 3
Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
No
|
Pekerjaan
|
Jumlah
(orang)
|
1
|
Petani & Peternak
|
382
|
3
|
Pegawai
Swasta
|
113
|
4
|
Pegawai
Negeri Sipil
|
36
|
5
|
Perdagangan
|
35
|
6
|
Perikanan
|
12
|
7
|
Buruh Tani
|
177
|
8
|
Jasa
|
17
|
9
|
Usia 17-56 Thn yang tidak bekerja
|
384
|
Jumlah
|
1156
|
Sumber : Pendataan RPJMDES Tahun 2008
Dari data tabel 3 menunjukan bahwa sebagian besar penduduk desa Munung
bermata pencaharian sebagai petani, Peternak dan buruh tani sebanyak 559 orang (48,30 %) sebagai perikanan sebanyak 12 orang (1,05 %), merupakan pintu
potensi besar yang dapat diandalan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat lewat
sektor pertanian,sebagai pegawai swasta sebanyak 113 orang (9,78 %) bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil sebanyak 36 orang (3,11 %), bekerja
dibidang perdagangan sebanyak 34 orang (2,94 %) , dan di bidang jasa sebanyak 17 orang (1,47%), dan usia 17-56 yang
tidak bekerja sebanyak 384 ( 33,21 %) sebagian besar adalah mengurus rumah
tangga namun sangat mengharapkan dibukanya
lapangan pekerjaan disekitar yang terjangkau.
1.2.4
Penduduk
berdasarkan pendidikan
Gambaran
secara rinci tentang jumlah penduduk desa Munung berdasarkan tingkat
pendidikan dapat disajikan pada tabel 4 sebagai berikut :
Tabel 4
Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No
|
Pendidikan
|
Jumlah
|
1
|
SD
|
550
|
2
|
MI
|
26
|
3
|
SMP
|
347
|
4
|
MTs
|
68
|
5
|
SMA
|
432
|
6
|
PT / Akademi
|
37
|
7
|
tamat Diploma
|
18
|
8
|
Tidak Sekolah
|
410
|
Jumlah
|
1.888
|
Sumber : Pendataan RPJMDES Tahun 2011
Dari data tabel 3 menunjukan bahwa sebagian
besar penduduk desa Munung mempunyai pendidikan SD/MI sebesar 576 orang (30,50 %), sedangkan
sebanyak 415 orang (21,98 %) berpendidikan SMP/ MTs, sebanyak 432 orang (22,88 % ) berpendidikan
SMA / MA, sebanyak 37 orang (1,90 %) berpendidikan PT/Akademi sedangkan sisanya
sebanyak 410 orang (21,71%) tidak
sekolah. Keadaan sedikitnya yang berpendidikan PT / Akademi karena mutu lulusan SLTA pelajar
desa munung masih rendah sehingga tidak mampu bersaing untuk masuk PT/Akademi Negeri, faktor lain yang
menyebabkan rendahnya mutu pendidikan di Desa misalnya sedikitnya sarana pendukung dan jauhnya pusat informasi sehingga lulusan
SLTA di Desa munung jauh ketinggalan dengan daerah lain.
1.2.5
Penduduk
berdasarkan agama
Jumlah
penduduk desa Munung berdasarkan pemeluk agama dapat disajikan pada tabel
4 sebagai berikut :
Tabel 4
Jumlah Penduduk Berdasarkan Pemeluk Agama
N0
|
Agama
|
Jumlah
|
1
|
Islam
|
1.888
|
2
|
Kristen
|
-
|
3
|
Katolik
|
-
|
4
|
Hindu
|
-
|
5
|
Budha
|
-
|
Jumlah
|
1.888
|
Sumber : Pendataan RPJMDES Tahun 2011
Dari
data tabel 4 menunjukan bahwa penduduk desa Munung sebanyak 1.888 orang (100 %)
memeluk Agama Islam, keadaan ini ditunjukan banyaknya bangunan masjid dan musollah, langgar serta kehidupan masyarakat Munung
yang agamis serta islami.
1.3 Pembagian Wilayah Desa
Desa Munung terdiri dari 3
Dusun yaitu :
I, DUSUN MUNUNG I.
II, DUSUN MUNUNG
II
III, DUSUN MUNUNG
III
yang
masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Dusun. Posisi Kasun menjadi sangat
strategis seiring banyaknya limpahan tugas desa kepada aparat ini. Dalam rangka
memaksimalkan fungsi pelayanan terhadap masyarakat di Desa Munung, dari ketiga dusun
tersebut terbagi menjadi 8
Rukun
Warga (RW) dan 14
Rukun
Tetangga (RT).
1.4 Struktur
Organisasi Pemerintah Desa
Keberadaan Rukun Tetangga (RT) sebagai bagian dari satuan wilayah pemerintahan
Desa Munung memiliki fungsi
yang sangat berarti terhadap pelayanan kepentingan masyarakat wilayah tersebut,
terutama terkait hubungannya dengan pemerintahan pada level di atasnya. Dari
kumpulan Rukun Tetangga inilah sebuah Padukuhan (Rukun Warga; RW) terbentuk.
Sebagai sebuah desa, sudah tentu struktur kepemimpinan Desa Munung tidak bisa lepas dari strukur administratif
pemerintahan pada level di atasnya. Hal ini dapat dilihat dalam bagan berikut
ini:
Bagan I
Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan
Desa Munung
![]() |
Tabel 1
Nama Pejabat
Pemerintah Desa Munung
Tabel SDM Aparatur Pemerintah
Desa
NO
|
NAMA
|
JABATAN
|
1
|
KABIB
|
Kepala desa
|
2
|
A.S BASUKI
|
Sekretaris desa
|
3
|
M. BAHRUR R.
|
Kasun MUNUNG 1
|
4
|
AGUS BUDIONO
|
Kasun MUNUNG II
|
5
|
SULTON AZIS
|
Kasun MUNUNG III
|
6
|
SUYONO
|
BAYAN
|
7
|
IMAM BAIDOWI
|
BAYAN II
|
8
|
M. SOFYAN
|
MODIN
|
9
|
MURYANTO
|
JOGO TIRTO
|
10
|
SUYONO
|
JOGOBOYO
|
Tabel 2
Nama Badan
Permusyawaratan Desa Munung
No
|
Nama
|
Jabatan
|
1
|
M. KASIR M
|
Ketua
|
2
|
KASBULLOH
|
Sekretaris
|
3
|
SUWARNO
|
Bendahara
|
4
|
SHOLIKIN
|
Anggota
|
5
|
M. JUWARI
|
Anggota
|
Tabel 3
Nama-nama LPMD
Desa Munung
No
|
Nama
|
Jabatan
|
1
|
ZAKKI MUBARROK
|
Ketua
|
2
|
SUBANDI
|
Sekretaris
|
3
|
SUGIATMO
|
Bendahara
|
4
|
ANDIK SISWANTO
|
Anggota
|
5
|
NUR KHOLIS SHJ
|
Anggota
|
6
|
INDAH R
|
Anggota
|
7
|
SULI S S
|
Anggota
|
8
|
ZAENAL K
|
Anggota
|
Tabel 4
Pengurus Karangtaruna Desa Munung
No
|
Nama
|
Jabatan
|
1
|
M. Tholib
|
Ketua
|
2
|
M. BAHRUROHIM
|
Sekretaris
|
3
|
SUBANDI
|
Bendahara
|
4
|
AGUS PUJI S
|
Anggota
|
Tabel 5
Tim Penggerak PKK
Desa Munung
No
|
Nama
|
Jabatan
|
1
|
MARSITI
|
Ketua
|
2
|
Sekretaris
|
|
3
|
Bendahara
|
|
4
|
Anggota
|
|
5
|
Anggota
|
|
6
|
Anggota
|
|
7
|
Anggota
|
|
8
|
Anggota
|
|
9
|
Anggota
|
|
10
|
Anggota
|
|
Secara umum pelayanan pemerintahan Desa Munung kepada masyarakat cukup memuaskan
dan kelembagaan yang ada berjalan sesuai tugas dan fungsinya masing-masing.
1.5
Pendapatan Desa Dan Kekayaan Desa
Berdasarkan Peraturan
Daerah Kabupaten Nganjuk Nomor 10 Tahun 2006 tentang Keuangan Desa, pendapatan
Desa Munung terdiri dari:
1. pendapatan
asli desa, terdiri dari hasil usaha desa, hasil kekayaan desa, hasil swadaya
dan partisipasi, hasil gotong royong, dan lain-lain pendapatan asli desa yang
sah;
2. bagi
hasil pajak daerah Kabupaten 10% (sepuluh per seratus) untuk desa dan dari
retribusi Kabupaten sebagian diperuntukkan bagi desa yang disalurkan melalui
Kas Desa ;
3. bagian
dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh Kabupaten
setelah dikurangi belanja rutin pegawai, untuk Desa paling sedikit 10% (sepuluh
per seratus), yang pembagiannya untuk setiap Desa secara proporsional yang
merupakan alokasi dana desa;
4. bantuan
keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Propinsi, dan Pemerintah Kabupaten dalam
rangka pelaksanaan urusan pemerintahan Desa ;
5.
hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang
tidak mengikat.
Untuk kekayaan
Desa Munung antara lain :
a.
tanah kas desa
b.
tanah bengkok
c.
bangunan desa
d.
lain-lain kekayaan milik desa
hehehe .... siapapun yg nulis ini , secara pribadi aku aprisiasi & hargai : *bagus* ada upaya dan mempelopori serta mengangkat nama desa ... namun : entah siapa penulis ini berasal dari desa munung atau bukan ... aku sebagai salah satu warga asli & lahir di desa Munung (yg sdkt byk dpt ulasan cerita sejarah desa dr bbrp guru & pinisepuh ttg tanah kelahiranku) sedikit beri saran dan tolong segera direvisi ulang khususnya ttg Ki Kertosari serta cari narasumber yang valid "jangan mudah menulis sejarah" dan sebetulnya mungkin ada yg agak terganggu ttg menulis sejarah terlebih mojang orang banyak bila kurang tepat .... istilahnya orang Jawa "Sedumuk Bathuk Senyari Bumi" ... sedikit gambaran keberadaan desa Munung (brang kulon) sudah ada sjk kerajaan Mojopahit sejajar dengan desa Palu Ombo (brang etan) kalau ikuti kisah Damarwulan suami Putri Kenconowungu (putri Prabu Hayamwuruk) karena bisa kalahkan Prabu Minak Jinggo.... tanyao yo ... lalu pada jaman pemerintahan Hindia Belanda dan Jepang serta awal kemerdekaan Munung adalah bagian dr desa dari Kecamatan Lengkong ( karena jauh dr Kecamatan maka Munung sekaligus sebagai perwakilan dr kecamatan lengkong, shg sekcam srg ngantor di Munung utk memudahkan pelayanan masyarakat ) wilayah desa meliputi dari Pulo krangkong, sebagian Dawuhan, Pule wetan sampai Pule Nggunung ... sampai terbentuk Kec Jatikalen ( desa tua di Jatikalen itu : Munung, Begendeng, Gondang Wetan & Perning) ... kec Lengkong itu dulu desanya mulai dari Gondang ( skrg Kecamatan tersendiri) makanya ada desa Gondang Wetan yg skrg bagian dari kec Jatikalen ... Jatikalen sendiri dulu bagian dr desa Gondang Wetan, meliputi dukuh Gondang, Kalen, Songsong & Njati... tanyao yo ........ Mojopahit saat Prabu Brawijaya V ada kerabat keraton krn bisa membantu Ngunjuk " Ngangkat" Raja maka diberi hadiah tanah : Anjuk Ladang maka namax Nganjuk , tanah di-bagi2 semua saudaranya diantara putranya bernama Kertosari yang diberi bagian plg timur?selatan (ujung) dari tanah berjaji.... setelah dicari-cari ketemu hutan & Gunung mergo ketemu Gunung dinamai "Munung" , dadi sing babat alas lan ndadekno deso iku yo Ki Kertosari satrio Mojopahit... tanyao waktu pamong desomu jik cilik-cilik waktu sekolah SD mburi sekolahan sing saiki pasar jik alas kethel kuwi " kayu Jati jik gedhe2 " lhak saiki tarik kedepan sana 5-10 km wis dadi kebon gersang... wong mmg tanah keras...... dadi salah pean yen nulis Munung tempat persembunyian , mmg sjk jaman londo & jepang wong Munung byk dadi pejuang dan disegani mergo kendhel e lan ulete ..... salah satu pelaku sejarah yo "mbahku dewe' jaman Jepang keplayon sampai Madura/Pasuruan .. lalu jaman Republik mulih nyang Munung dadi Tani "Alhamdulillah sukses"...... takono sing tuwek.... dadi wong Munung sjk jaman Kemerdekaan sampai sekarang itu termasuk orang yg loyal, setia lan gigih mbantu pemerintah serta kendhel tapi dalam konteks utk membangun NKRI & pertahankan Pancasila serta dukung Pemerintah "SAH"... jaman 65 tanya pak Fadhol Komandan Banser wil Gondang , sopo soko Munung sing bantu brantas Pemberontakan PKI ???? ..... Jadi apa yang sudah dilakukan dalam penulisan sejarah ini sudah *BAGUS* cuman coba jangan diplesetkan atau dikaburkan sejarah sebenarnya shg tidak salah tafsir dan pemahaman bg generasi muda sekarang
BalasHapusalhamdulillah, matursuwun wejangane, panjenengan sinten geh ?, monggo qt sharing bareng2 untuk memperbaiki sejarah desa munung yang mungkin ini jauh dari yang sbenarnya terjadi,
BalasHapusApakah saya bisa mendapatkan salah satu nmr kontak perangkat di desa munung?
BalasHapusTerima kasih