Profil Desa


1.    Kondisi Geografis.

1.1.1       Sejarah Desa

Desa Munung awal mulanya adalah tempat yang ditemukan oleh seorang pengembara  ksatria muda dari Kraton Jogja bernama Ki Kerto Sari, yang dipergunakan untuk persembunyian perang dalam rangka mengusir penjajahan Belanda. Pilihan sebagai tempat persembunyia ini karena letak Desa Munung yang dikelilingi oleh dua sungai, Sungai Brantas dan sungai Beng, sehingga sangat cocok untuk Benteng sekaligus persembunyian sewaktu gerilya melawan belanda.
Kata Munung sendiri berasal dari kata Demunung yang berarti tempat yang cocok sebagai tempat persembunyian. Pasukan Ki Kerto sari yang mengadakan perlawanan hingga ke Kertosono setelah itu kembali lagi bersembunyi ke Desa Munung. Warga Desa Munung adalah pejuang yang sangat di segani oleh Penjajah karena sekian lama warga munung mengadakan perlawanan terhadap Penjajah dari mulai  Ki Kerto Sari hingga di pimpin oleh untung suropati tempat Desa munung adalah tempat yang sulit untuk didekati oleh penjajah.
Pada akhirnya penjajah menggunakan akal liciknya untuk memancing Untung suropati keluar dari Persembunyianya di Desa Munung lewat akal licik adiknya sendiri dengan  menyandra anak untung suropati.  namun semenjak gugurnya untung suropati perlawanan terhadap penjajah  masih terus dilanjutkan oleh generasi pemimpin berikutnya. Tidak jarang para pejuang gerilya dari daerah lain ikut juga bersembunyi di kawasan Munung, konon Pemimpin perang kemerdekaan  Pak Kret ( pangilan  Akrab warga Desa munung untuk  Jendral Kretarto) sempat singgah di Desa Munung.
Munung merpakan  salah satu tempat para pejuang dan mungkin inilah  yang membuat Desa Munung  menjadi terkenal dimana-mana. Menurut cerita yang berkembang  bahwa pada jaman penjajahan Desa Munung merupakan tempat paling aman dari gangguan penjajah, hingga  berimbas pula Munung menjadi  pusat perekonomian ditandai dengan berdirinya Pasar  terbesar satu-satunya di Kabupaten Nganjuk kawasan utara, diikuti dengan menjadi pusat Pemerintahan setingkat kecamatan di jamannya.
Selepas penjajahan jepang rupanya Belanda masih menyimpan dendam bahwa Desa Munung menjadi target yang harus di habiskan. Dengan  pasukan yang siaga penuh, Penjajah belanda mengepung Desa munung dari dua arah Timur dan barat. Mengetahui penjajah akan menyerbu Desa munung dengan menggunakan senjata Modern lengkap, Warga Desa Munung berusaha untuk menghalanginya dari arah barat dengan merobohkan  pohon asem kejalan  mulai dari Desa Dawuhan. Bisa dilihat sekarang mulai dari lengkong hingga munung  hanya Jalan Desa Munung yang tidak ditumbuhi pohon asem, sedangkan dari timur menghalangi dengan membakar jembatan sungai beng dengan maksud agar kendaraan Pasukan tempur tidak bisa melintas. Pada pertempuran ini warga Desa munung banyak yang Gugur melawan pasukan Penjajah, begitu  pasukan Penjajah bisa memasuki Desa Munung seluruh rumah warga dibakar habis tidak ketinggalan Bangunan Pasar dibakar tidak tersisa,
Semenjak pasar dibakar belanda, lahan pasar dibiarkan kosong. Puing-puing bangunan yang tersisa didirikan kembali  bukan untuk mendirikan  pasar lagi  namun untuk kegiatan Sekolah Rakyar (SR) setingkat SD, hingga akhirnya menjadi tempat SDN Munung I. Sejak pasar  dibakar warga desa munung hanya bermata pencaharian sebagai petani dan pencari kayu bakar dihutan.
Hingga sekitar tahun 1990 ada sumber perekonomian baru yang lebih menguntungkan dibanding dengan berusaha disektor pertanian yaitu penggalian pasir di Sungai Brantas. Namun pada waktu itu masih dalam skala kecil dan dilaksanakan secara manual sehingga semua warga bisa berusaha sendiri mengambilnya di sungai lalu menjualnya sendiri. Dengan cara manual ini Pasir mungkin lebih hemat dan lebih  lama dapat diambil. Lambat laun Petani mulai melirik untuk kerja sebagai penambang pasir selain alasan masalah tidak adanya irigasi. Petani lebih enak bekerja sebagai penggali pasir sehingga petani banyak yang meninggalkan usaha pertanian. akibatnya lahan pertanian sebagian besar mereka sewakan kepada pengusaha untuk ditanami tebu.
sekitar tahun 2004 ada beberapa Pengusaha berpengaruh dan bermodal kuat Penggalian pasir dilakukan secara besar-besaran beralih menggunakan cara Modern yaitu dengan menggunakan mesin Sedot. Dengan sedikit kerja penghasilan pasir sangat besar, meskipun Pemerintah telah melarang pengambilan Pasir dengan cara mesin sedot ini, dikawatirkan akan merusak lingkungan. Kekhawatiran tersebut akhirnya terbukti, dalam waktu 4 tahun sekitar tahun 2008 mengakibatkan pasir di sungai Brantas sudah habis, dan bibir sungai banyak yang longsor. Pengambilan pasir dengan menggunakan mesin sedot telah menimbulkan pro kontra dimasyarakat sehingga sering menyebabkan perselisihan antar warga.
Sejalan dengan maraknya penggalian pasir di sungai brantas, marak pula kegiatan  ilegal loging hingga terjadinya hilangnya sumber air karena hutan gundul tidak mampu lagi menyimpan air ditambah dasar sungai semakin dalam akibat pengambilan pasir yang tidak terkendali,  sehingga sumber air untuk pertanian menjadi susah, namun semua kejadian patut dijadikan cermin kedepan, paling tidak dari Pengambilan SDA yang berlebihan dapat diambil hikmah bahwa sumber daya alam yang diambil  tersebut akan cepat habis dan menyisakan sengsara pada anak cucu kita.
Saat ini usaha di sektor tambang pasir sudah tidak bisa menjadi tumpuan ekonomi  warga Desa Munung sedangkan Sektor pertanian dan peternakan  yang sudah sekian lama ditinggalkan yang merupakan  usaha sampingan  semenjak ada Penggalian pasir, Kini Sektor Pertanian dan Peternakan kembali menjadi  harapan satu-satunya potensi sumber perekonomian warga Desa Munung yang bisa diandalkan, yakni dengan memaksimalkan usaha di bidang Pertanian, Peternakan, dan Perikanan, dengan memanfaatkan limbah semuanya agar tidak terbuang sama sekali, namun  banyak permasalahan untuk memaksimalkan usaha sektor pertanian misalnya  minimnya sarana dan prasarana pertanian, ditambah lagi permasalahan gundulnya hutan yang semula sebagai penyimpan sumber air irigasi,selain kendala modal untuk memulai usaha pertanian.
Sampai dengan tahun 2010, Pemetintah Desa Munung sudah dipimpin oleh ...kepala desa, Berikut adalah urutan nama-nama kepala desa yang pernah memimpin Desa Munung :
1.    ....
2.    Reso Dikromo
3.    M. Tabrianto
4.    Mi’an
5.    Chasbun
6.    Kabib

1.1.2       Letak.

Desa Munung merupakan salah satu dari 11 (sebelas) desa dan kelurahan di Kecamatan  Jatikalen dan salah satu dari 284 ( dua ratus delapan puluh empat ) desa dan kelurahan di Kabupaten Nganjuk yang terletak paling utara di Wilayah Kecamatan Jatikalen yang berbatasan dengan Wilayah Kecamatan Megaluh  dan Kecamatan plandaan kabupaten Jombang. Desa Munung secara geografis terletak di dataran yang tinggi dan sebagian berada di dataran rendah, berjarak ± 6 Km arah barat dari pusat kecamatan dan memiliki potensi yang cukup strategis dengan luas wilayah 185,30  Ha yang terbagi menjadi 3 Dusun, yakni: Dusun Munung I  terbagi menjadi 5 RT  , Dusun Munung II  terbagi menjadi 4 RT , Dusun Munung III terdiri dari 5 RT  dengan perbatasan wilayah sebagai berikut :
Utara      : Pulowetan dan Kampung baru Pringgondan
Barat      : Hutan
Selatan : Desa Gongseng dan dawuhan
Timur      : Desa megaluh dan Gebang Bunder Tu
Jarak tempuh Desa Munung ke ibu kota Kecamatan adalah 6 km, yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar 40  menit. Sedangkan jarak tempuh ke ibu kota kabupaten adalah 45 km, yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar 2,5 jam.
Desa Munung Kecamatan Jatikalen memiliki jumlah penduduk ± 1.888  jiwa yang terdiri dari 962  jiwa penduduk laki-laki dan 926 jiwa perempuan. Potensi Desa Munung cukup besar, baik potensi yang sudah dimanfaatkan maupun yang belum yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Potensi yang ada baik sumber daya alam maupun sumber daya manusianya perlu terus digali dan dikembangkan untuk kemakmuran masyrakat secara umum.
Secara umum potensi Desa Munung dapatlah didiskripsikan dengan berbagai aspek yang secara langsung maupun tidak langsung merupakan mata rantai dari sistem kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,

1.2     Demografis

            Secara umum gambaran penduduk desa Munung dapat diklasifikasikan dalam beberapa  hal yaitu : Berdasarkan jenis Kelamin, pekerjaan, tingkat pendidikan dan Agama. Adapun gambaran dari demografi desa Munung sebagai berikut :

1.2.1       Penduduk berdasarkan jenis kelamin

                  Gambaran secara umum tentang jumlah penduduk desa Munung berdasarkan jenis kelamin dapat disajikan pada tabel 1 berikut :
Tabel 1
Jumlah penduduk berdasarkan jenis Kelamin
No
Jenis Kelamin
Jumlah (orang)
1
Laki-laki
962
2
Perempuan
926
Jumlah
1.888
Sumber : Monografi Desa Munung Tahun 2010
            Dari tabel 1 diatas menunjukan bahwa sebagian besar 926  orang ( 49  %) penduduk desa Munung berjenis kelamin perempuan sedangkan sisanya sebesar 962 orang (  51 %) berjenis kelamin laki-laki. Hal ini menunjukan bahwa di desa Munung peran perempuan dalam perumusan pembangunan mempunyai arti yang sangat penting dan strategis.

1.2.2       Jumlah Penduduk menurut usia


Tabel 2
Jumlah
1
2
4
1
0-1
 48 Orang
2
> 1 - < 5 Tahun
  107 Orang
3
≥ 5 - < 7 Tahun
 65 Orang
4
≥ 7 - ≤ 17 Tahun
 280 Orang
5
> 17 - 56 Tahun
 1156 Orang
6
> 56 Tahun
232 Orang


1.888 Orang



1.2.3       Penduduk berdasarkan pekerjaan

                  Sedangkan gambaran secara umum tentang jumlah penduduk desa Munung berdasarkan pekerjaan dapat disajikan pada tabel 2 sebagai berikut :
Tabel 3
Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
No
Pekerjaan
Jumlah (orang)
1
Petani & Peternak
382
3
Pegawai Swasta
113
4
Pegawai Negeri Sipil
36
5
Perdagangan
35
6
Perikanan
12
7
Buruh Tani
177
8
Jasa
17
9
Usia 17-56 Thn  yang tidak bekerja
384
Jumlah
1156
Sumber : Pendataan RPJMDES Tahun 2008
                  Dari data tabel 3 menunjukan bahwa sebagian besar penduduk desa Munung bermata pencaharian sebagai petani, Peternak dan buruh tani sebanyak 559 orang (48,30 %) sebagai  perikanan sebanyak 12 orang (1,05 %), merupakan pintu potensi besar yang dapat diandalan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat lewat sektor pertanian,sebagai pegawai swasta sebanyak 113 orang (9,78 %)  bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil sebanyak 36 orang (3,11 %), bekerja dibidang perdagangan sebanyak 34 orang (2,94 %) , dan di bidang jasa sebanyak 17 orang (1,47%), dan usia 17-56 yang tidak bekerja sebanyak 384 ( 33,21 %) sebagian besar adalah mengurus rumah tangga namun sangat mengharapkan dibukanya  lapangan pekerjaan disekitar yang terjangkau.


1.2.4       Penduduk berdasarkan pendidikan

                  Gambaran secara rinci tentang jumlah penduduk desa Munung berdasarkan tingkat pendidikan dapat disajikan pada tabel 4 sebagai berikut :
Tabel 4
Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No
Pendidikan
Jumlah
1
SD
550
2
MI
26
3
SMP
347
4
MTs
68
5
SMA
432
6
PT / Akademi
37
7
tamat Diploma
18
8
Tidak Sekolah
410



Jumlah
1.888
Sumber : Pendataan RPJMDES Tahun 2011

                        Dari data tabel 3 menunjukan bahwa sebagian besar penduduk desa Munung mempunyai pendidikan SD/MI sebesar 576 orang (30,50 %), sedangkan sebanyak  415 orang (21,98 %) berpendidikan SMP/ MTs, sebanyak 432 orang (22,88 % ) berpendidikan SMA / MA, sebanyak 37 orang (1,90 %) berpendidikan PT/Akademi sedangkan sisanya sebanyak 410 orang (21,71%) tidak sekolah. Keadaan sedikitnya yang berpendidikan PT / Akademi karena mutu lulusan SLTA  pelajar  desa munung masih rendah sehingga tidak  mampu bersaing untuk masuk PT/Akademi Negeri, faktor lain yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan di Desa misalnya  sedikitnya  sarana pendukung  dan jauhnya pusat informasi sehingga lulusan SLTA di Desa munung jauh ketinggalan dengan daerah lain.




1.2.5       Penduduk berdasarkan agama

            Jumlah penduduk desa Munung berdasarkan pemeluk agama dapat disajikan pada tabel 4  sebagai berikut :
Tabel 4
Jumlah Penduduk Berdasarkan Pemeluk Agama
N0
Agama
Jumlah
1
Islam
1.888
2
Kristen
-
3
Katolik
-
4
Hindu
-
5
Budha
-
Jumlah
1.888
Sumber : Pendataan RPJMDES Tahun 2011
            Dari data tabel 4 menunjukan bahwa penduduk desa Munung sebanyak 1.888 orang (100 %) memeluk Agama Islam, keadaan ini ditunjukan banyaknya bangunan masjid dan  musollah, langgar serta kehidupan masyarakat Munung yang agamis serta  islami.

1.3     Pembagian Wilayah Desa

Desa  Munung  terdiri dari 3 Dusun yaitu :
I, DUSUN MUNUNG I. 
II, DUSUN MUNUNG II
III, DUSUN MUNUNG III 

yang masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Dusun. Posisi Kasun menjadi sangat strategis seiring banyaknya limpahan tugas desa kepada aparat ini. Dalam rangka memaksimalkan fungsi pelayanan terhadap masyarakat di Desa Munung, dari ketiga dusun tersebut terbagi menjadi 8 Rukun Warga (RW) dan 14 Rukun Tetangga (RT).

1.4     Struktur Organisasi Pemerintah Desa

Keberadaan Rukun Tetangga (RT) sebagai bagian dari satuan wilayah pemerintahan Desa Munung memiliki fungsi yang sangat berarti terhadap pelayanan kepentingan masyarakat wilayah tersebut, terutama terkait hubungannya dengan pemerintahan pada level di atasnya. Dari kumpulan Rukun Tetangga inilah sebuah Padukuhan (Rukun Warga; RW) terbentuk.
Sebagai sebuah desa, sudah tentu struktur kepemimpinan Desa Munung  tidak bisa lepas dari strukur administratif pemerintahan pada level di atasnya. Hal ini dapat dilihat dalam bagan berikut ini:


Bagan I
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan
Desa Munung



























Tabel 1
Nama Pejabat Pemerintah Desa Munung
Tabel SDM Aparatur Pemerintah Desa
NO
NAMA
JABATAN
1
KABIB
Kepala desa
2
A.S BASUKI
Sekretaris desa
3
M. BAHRUR R.
Kasun MUNUNG 1
4
AGUS BUDIONO
Kasun MUNUNG II
5
SULTON AZIS
Kasun MUNUNG III
6
SUYONO
BAYAN
7
IMAM BAIDOWI
BAYAN II
8
M. SOFYAN
MODIN
9
MURYANTO
JOGO TIRTO
10
SUYONO
JOGOBOYO


Tabel 2
Nama Badan Permusyawaratan Desa Munung

No
Nama
Jabatan
1
M. KASIR M
Ketua
2
KASBULLOH
Sekretaris
3
SUWARNO
Bendahara
4
SHOLIKIN
Anggota
5
M. JUWARI
Anggota
   







Tabel 3
Nama-nama LPMD Desa Munung

No
Nama
Jabatan
1
ZAKKI MUBARROK
Ketua
2
SUBANDI
Sekretaris
3
SUGIATMO
Bendahara
4
ANDIK SISWANTO
Anggota
5
NUR KHOLIS SHJ
Anggota
6
INDAH R
Anggota
7
SULI S S
Anggota
8
ZAENAL K
Anggota

Tabel 4
 Pengurus Karangtaruna Desa Munung

No
Nama
Jabatan
1
M. Tholib
Ketua
2
M. BAHRUROHIM
Sekretaris
3
SUBANDI
Bendahara
4
AGUS PUJI S
Anggota



Tabel 5
Tim Penggerak PKK Desa Munung

No
Nama
Jabatan
1
MARSITI
Ketua
2

Sekretaris
3

Bendahara
4

Anggota
5

Anggota
6

Anggota
7

Anggota
8

Anggota
9

Anggota
10

Anggota




Secara umum pelayanan pemerintahan Desa Munung kepada masyarakat cukup memuaskan dan kelembagaan yang ada berjalan sesuai tugas dan fungsinya masing-masing.



1.5     Pendapatan Desa Dan Kekayaan Desa

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Nganjuk Nomor 10 Tahun 2006 tentang Keuangan Desa, pendapatan Desa Munung terdiri dari:
1.    pendapatan asli desa, terdiri dari hasil usaha desa, hasil kekayaan desa, hasil swadaya dan partisipasi, hasil gotong royong, dan lain-lain pendapatan asli desa yang sah;
2.    bagi hasil pajak daerah Kabupaten 10% (sepuluh per seratus) untuk desa dan dari retribusi Kabupaten sebagian diperuntukkan bagi desa yang disalurkan melalui Kas Desa ;
3.    bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh Kabupaten setelah dikurangi belanja rutin pegawai, untuk Desa paling sedikit 10% (sepuluh per seratus), yang pembagiannya untuk setiap Desa secara proporsional yang merupakan alokasi dana desa;
4.    bantuan keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Propinsi, dan Pemerintah Kabupaten dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan Desa ;
5.    hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat.

     Untuk kekayaan Desa Munung antara lain :
a.       tanah kas desa
b.       tanah bengkok
c.       bangunan desa
d.       lain-lain kekayaan milik desa

3 komentar:

  1. hehehe .... siapapun yg nulis ini , secara pribadi aku aprisiasi & hargai : *bagus* ada upaya dan mempelopori serta mengangkat nama desa ... namun : entah siapa penulis ini berasal dari desa munung atau bukan ... aku sebagai salah satu warga asli & lahir di desa Munung (yg sdkt byk dpt ulasan cerita sejarah desa dr bbrp guru & pinisepuh ttg tanah kelahiranku) sedikit beri saran dan tolong segera direvisi ulang khususnya ttg Ki Kertosari serta cari narasumber yang valid "jangan mudah menulis sejarah" dan sebetulnya mungkin ada yg agak terganggu ttg menulis sejarah terlebih mojang orang banyak bila kurang tepat .... istilahnya orang Jawa "Sedumuk Bathuk Senyari Bumi" ... sedikit gambaran keberadaan desa Munung (brang kulon) sudah ada sjk kerajaan Mojopahit sejajar dengan desa Palu Ombo (brang etan) kalau ikuti kisah Damarwulan suami Putri Kenconowungu (putri Prabu Hayamwuruk) karena bisa kalahkan Prabu Minak Jinggo.... tanyao yo ... lalu pada jaman pemerintahan Hindia Belanda dan Jepang serta awal kemerdekaan Munung adalah bagian dr desa dari Kecamatan Lengkong ( karena jauh dr Kecamatan maka Munung sekaligus sebagai perwakilan dr kecamatan lengkong, shg sekcam srg ngantor di Munung utk memudahkan pelayanan masyarakat ) wilayah desa meliputi dari Pulo krangkong, sebagian Dawuhan, Pule wetan sampai Pule Nggunung ... sampai terbentuk Kec Jatikalen ( desa tua di Jatikalen itu : Munung, Begendeng, Gondang Wetan & Perning) ... kec Lengkong itu dulu desanya mulai dari Gondang ( skrg Kecamatan tersendiri) makanya ada desa Gondang Wetan yg skrg bagian dari kec Jatikalen ... Jatikalen sendiri dulu bagian dr desa Gondang Wetan, meliputi dukuh Gondang, Kalen, Songsong & Njati... tanyao yo ........ Mojopahit saat Prabu Brawijaya V ada kerabat keraton krn bisa membantu Ngunjuk " Ngangkat" Raja maka diberi hadiah tanah : Anjuk Ladang maka namax Nganjuk , tanah di-bagi2 semua saudaranya diantara putranya bernama Kertosari yang diberi bagian plg timur?selatan (ujung) dari tanah berjaji.... setelah dicari-cari ketemu hutan & Gunung mergo ketemu Gunung dinamai "Munung" , dadi sing babat alas lan ndadekno deso iku yo Ki Kertosari satrio Mojopahit... tanyao waktu pamong desomu jik cilik-cilik waktu sekolah SD mburi sekolahan sing saiki pasar jik alas kethel kuwi " kayu Jati jik gedhe2 " lhak saiki tarik kedepan sana 5-10 km wis dadi kebon gersang... wong mmg tanah keras...... dadi salah pean yen nulis Munung tempat persembunyian , mmg sjk jaman londo & jepang wong Munung byk dadi pejuang dan disegani mergo kendhel e lan ulete ..... salah satu pelaku sejarah yo "mbahku dewe' jaman Jepang keplayon sampai Madura/Pasuruan .. lalu jaman Republik mulih nyang Munung dadi Tani "Alhamdulillah sukses"...... takono sing tuwek.... dadi wong Munung sjk jaman Kemerdekaan sampai sekarang itu termasuk orang yg loyal, setia lan gigih mbantu pemerintah serta kendhel tapi dalam konteks utk membangun NKRI & pertahankan Pancasila serta dukung Pemerintah "SAH"... jaman 65 tanya pak Fadhol Komandan Banser wil Gondang , sopo soko Munung sing bantu brantas Pemberontakan PKI ???? ..... Jadi apa yang sudah dilakukan dalam penulisan sejarah ini sudah *BAGUS* cuman coba jangan diplesetkan atau dikaburkan sejarah sebenarnya shg tidak salah tafsir dan pemahaman bg generasi muda sekarang

    BalasHapus
  2. alhamdulillah, matursuwun wejangane, panjenengan sinten geh ?, monggo qt sharing bareng2 untuk memperbaiki sejarah desa munung yang mungkin ini jauh dari yang sbenarnya terjadi,

    BalasHapus
  3. Apakah saya bisa mendapatkan salah satu nmr kontak perangkat di desa munung?
    Terima kasih

    BalasHapus